Kamis, 19 Januari 2017

Misi Rahasia Peri Rury


Dimuat di Majalah Bobo

Misi Rahasia Peri Rury
Oleh: Agnes Dessyana

            “Besok aku akan melaksanakannya!” teriak Peri Rury di dalam kamarnya. “Ini pasti bisa membuat dia kembali ceria.”
Peri Rury kemudian menuliskan barang-barang yang diperlukan untuk memberikan kejutan bagi kurcaci sahabatnya. Peri Rury sangat bersemangat untuk membuat sahabatnya itu tidak murung lagi. Peri Rury tertidur sambil membayangkan senyum bahagia dari sahabatnya itu.
Keesokan paginya, Peri Rury bangun lebih pagi untuk menjalankan misi rahasianya. Pertama-tama, Peri Rury menyelesaikan tugas utamanya, yaitu mengumpulkan kelopak bunga untuk Peri Rumi, si peri penjahit.
“Oh, Peri Rury. Kamu sudah datang pagi-pagi?”
“Iya, Peri Rumi,” angguk Peri Rury. “Aku harus mengerjakan sesuatu nanti siang.”
“Mengerjakan apa?” tanya Peri Rumi penasaran.
“Hehehe, itu rahasia,” ucap Peri Rury.
Peri Rumi tertawa mendengar itu. Tapi, Peri Rumi mengizinkan Peri Rury untuk pulang lebih cepat asalkan pekerjaannya sudah selesai.
Setelah tiga jam, Peri Rury selesai mengumpulkan kelopak bunga dan pamit pulang pada Peri Rumi. Peri Rury mengeluarkan selembar kertas dan mengecek tugasnya.
“Tugasku sudah selesai. Berarti, sekarang saatnya membuat kejutan untuknya,” girang Peri Rury.
Untuk membuat kejutan bagi sahabatnya itu, Peri Rury harus mengumpulkan beberapa benda terlebih dahulu.
Peri Rury bergegas terbang ke perpustakaan. Ia harus meminjam buku terlebih dahulu.
“Hai, Peri Rury,” salam Kobi, kurcaci penjaga perpustakaan.
“Selamat siang kurcaci Kobi,” balas Peri Rury.
Peri Rury lalu berjalan mengelilingi rak buku untuk mencari buku yang diinginkannya. Setelah mendapatkannya, Peri Rury membawa buku tersebut ke tempat kurcaci Kobi.
Kurcaci Kobi agak kebingungan ketika melihat buku yang dipinjam Peri Rury. ”Tumben sekali kamu meminjam buku seperti ini. Untuk apa buku ini?”
“Hehehe, ini untuk melancarkan misi rahasia yang sedang kujalani.”
“Misi rahasia? Apa itu?”
Peri Rury tersenyum. “Ini kan rahasia. Jadi, aku tidak akan memberitahumu, Kobi.”
Kurcaci Kobi merasa kecewa tapi tidak mendesak lebih lanjut. Setelah pamit pada Kobi, Peri Rury kembali melanjutkan misi rahasianya.
Kali ini, ia pergi ke toko kue Peri Marie. Ia harus membeli tepung, madu, dan juga telur. Sama seperti sebelumnya, perilaku Peri Rury membuat Peri Marie penasaran. Dan, Peri Rury menjawab dengan kalimat yang sama.
“Ini rahasia,” ucap Peri Rury sambil terbang pulang.
Setibanya di rumah, Peri Rury terlihat sibuk. Ia mengayak tepung, memotong apel, dan memecah telur. Setelah itu, Peri Rury mengaduk semuanya dan memanggangnya dalam oven.
Sambil menunggu kue matang, Peri Rury mengambil kotak di dalam kamar. Ia memasukkan beberapa sobekan kertas dalam kotak dan melobangi kotak tersebut. Peri Rury lalu memasukkan sesuatu ke dalam kotak tersebut.
“Semoga kamu bisa membuat sahabatku tersenyum lagi,” ucap Peri Rury pada kotak tersebut.
Peri Rury lalu mengeluarkan kue apel yang dibuatnya dan memasukkannya ke dalam kotak lain yang telah disiapkan. Peri Rury kemudian membawa kedua kotak tersebut dan buku yang dipinjamnya ke rumah sahabatnya.
Tapi, betapa terkejutnya Rury ketika mendapati Tobi di depan rumah.
“Tobi? Ada apa?” tanya Rury terkejut melihat Tobi.
“Aku hanya ingin berkunjung,” jawab Tobi. “Kamu mau pergi?”
Peri Rury mengangguk. “Iya, aku baru saja mau ke….”
“Kalau begitu aku pamit saja,” sela Tobi sambil berbalik pulang.
“Tunggu!” panggil Rury.
Kurcaci Tobi berhenti.
“Tobi, kebetulan sekali kamu ke sini. Aku baru saja mau ke rumahmu.”
“Ke rumahku?” tanya Tobi bingung. “Untuk apa?”
Peri Rury tersenyum. “Bagaimana jika kamu masuk dulu dan aku ceritakan semuanya.”
Ketika sudah di dalam rumah, Peri Rury membuatkan teh madu hangat dan menyuguhkannya pada kurcaci Tobi.
“Tobi, aku berniat datang ke rumahmu untuk menyerahkan barang-barang ini.”
“Apa ini?” tanya Tobi sambil melihat kedua kotak dan buku yang diberikan Rury.
“Ini hadiah untukmu,” jawab Peri Rury. “Untuk menemani dirimu agar tidak kesepian.”
Kurcaci Tobi membaca judul buku yang diberikan Rury.
“Kumpulan nama untuk hewan kesayangan,” ucapnya pelan dan membuka kotak kecil yang dipegangnya.
Kurcaci Tobi langsung menangis ketika melihat isi dari kotak kecil tersebut.
“Mirip sekali,”
Peri Rury mengangguk. “Iya, aku sengaja membelinya ketika melihat kemiripannya dengan Pipi, hamster kesayanganmu yang baru mati minggu lalu.”
Kurcaci Tobi kemudian membuka kotak lain yang diberikan Peri Rury. Kali ini, air matanya semakin deras mengalir.
“Kue apel kesukaanku.”
Peri Rury tersenyum. “Aku berusaha sebaik mungkin untuk membuatnya. Semoga kamu suka.”
Kurcaci Tobi meletakkan barang-barang yang dipegangnya ke atas meja. Ia lalu memeluk Peri Rury.
“Terima kasih,” ucap kurcaci Tobi.
Peri Rury membalas pelukan Tobi. Keduanya kemudian saling tertawa. Peri Rury tersenyum saat melihat Tobi bermain dengan hamster yang diberikannya.
Misi rahasia untuk membuat Tobi ceria berhasil. Peri Rury berkata dalam hati. Sungguh menyenangkan bisa membuat seorang sahabat kembali ceria.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar