Dimuat di Majalah Bobo |
Kecerdikan Pangeran Villigo
Oleh. Ruri Irawati
Raja Picolo memimpin sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Lishoto. Raja Picolo sebetulnya mempunyai seorang putera bernama Pangeran Villigo. NamunPangeran Villigo mempunyai penyakit yang aneh.Orang pasti ketakutan kalau melihat wajahnya. Itu sebabnya sang pangeran hampir tidak ernah keluar istana. Ia pun sering memakai topeng penutup wajah.
Pangeran Villigo sudah beranjak dewasa. Raja Picolo ingin puteranya segera menikah. Sudah banyak putri kerajaan tetangga yang diundang ke Lishoto. Namun tak ada yang berani menikah dengan pangeran.
Suatu hari, tersiar kabar tentang serangan pasukan Kerajaan Vidius. Pasukankuat gdari kerajaan besar ini sedang berperang menaklukan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya.
Tiga kerajaan kecil di dekat Kerajaan Lisotho sudah ditaklukan. Tak berapa lama lagi, pasukan kerajaan Vidiusyang tangguh akan sampaidi Kerajaan Lishoto.
Raja Picolo sungguh bingung. Tentara pasukannya tak begitu banyak. Tak mungkin pasukannya bisa melawan pasukan Vidius yang besar dan kuat itu.
Saat sang raja berpikir keras, tiba-tiba Pangeran Villigo berkata, “Ayah, sekarang aku sudah dewasa. Bolehkan aku ikut berperang kali ini? Aku ingin memimpin pasukan kerajaan ini untuk berperang.”
Raja Picolo kaget. Bagaimana mungkin pangeran maju ke medan perang, apalagi menjadi pemimpin pasukan. Latihan saja, Pangeran Villigo tak pernah.
“Percayalah padaku, Ayah. Aku punya strategi untuk mengusir pasukan musuh!” ucap Pangeran meyakinkan ayahnya. Akhirnya dengan berat hati sang rajapun menyetujui permintaan Pangeran.
***
Tak berapa lama pasukan Vidius pun tibadi pintu perbatasan kerajaan. Mereka siap menyerbu Kerajaan Lishoto.Pangeran Villigo dan pasukannya menyambut Panglima Perang kerajaanVidiusyang berkuda di barisan terdepan.
“Wahai Panglima Perang Vidius yang gagah perkasa… Kami pasukan kerajaan Lishoto menyambut Anda dan pasukan Anda…” sapa Pangeran Villigo.
“Heh! Mengapa kalian memakaitopeng?” bentak Panglima Perang Vidius heran dan curiga.
“Maafkan kalau kami tidak sopan, Panglima… Namun ketahuilah, negeri kecil kami ini telah dikutuk oleh leluhur kami. Siapapun yang memasuki kerajaan ini, perlahan wajahnya akan rusak seperti wajahku!” seru Pangeran Villigo sambil membuka topengnya.
Tampaklah wajah pangeran yang selama ini selalu disembunyikan di balik topeng. Wajahnya yang berkulitcokelatdipenuhi beberapa bercak putih dengan ukuran yang tidak menentu.
Panglima perang Vidius mendekatdan memerhatikan jelas wajah pangeran. Ia tak mau ditipu. Setelah tahu kalau totol di wajah Pangeran memang asli, Panglima bergidik dan melangkah mundur. Namun, ia tetap ingin melanjutkan peranguntuk menaklukan kerajaan Lisotho.
“Kalau Panglima belum percaya, lihatlah wajah-wajah pasukanku!”seru Pangeran Villigo
Seketika pasukan kerajaan Lishotopun melepas topeng-topeng mereka. Semua wajah para pasukan Lisotho ternyata berbercak putih. Rupanya sebelum berangkat berperang, Pangeran telah memerintahkan pasukannya untuk memberi bercak putih di wajah mereka semua.
Pasukan Vidiusbergidik takut dan mundur. Panglima Vidius melihat pasukannya yang tampak takut dan ragu. Ia terpaksa memutuskan untuk mundur. Mereka tidak jadi berperang dan meninggalkan kerajaan Lishoto.
Berkat kecerdikan Pangeran Villigo, Kerajaan Lisotho menjadi aman dan tentram. Rakyat menerima keadaan Pangeran dengan suka cita. Mereka tidak menyangka, walau berwajah buruk, Pengaran Villigo ternyata cerdas, pemberani dan sayang pada rakyatnya. Raja Picolo terharu melihat keberhasilan puteranya itu.
Beberapa bulan kemudian, istana Kerajaan Lishoto kedatangan tamu.Pangeran Villigo sungguh terkejut saat mengenali wajah tamunya, yaitu Panglima Perang Kerajaan Vidius.
“Saya datang membawa pesan dari putri raja kami, Putri Luvina,” ujar sang Panglima.
“Apa tujuan Panglima datang ke kerajaan kami? Apakah ingin menyerang kerajaan kami lagi?” tanya Pangeran Villigo berdebar.
“Tentu saja tidak, Pangeran… “ ujar Panglima sambil tersenyum. Ia lalu bercerita…
Putri Luvina rupanya sangat heran ketika melihat Pasukan kerajaan Vidius tidak jadi menyerang kerajaan Lishoto. Ia tidak percaya pada kabar tentang kutukan di negeri Lishoto. Putri Luvina lalu datang sendiri ke kerajaan Lishoto. Iamenyamar sebagai rakyat biasa.
“Putri Luvina akhirnya tahu kalau cerita tentang kutukan itu tidak benar. Semua itu hanyalah tipuan dan strategi perang Anda, Pangeran!” cerita Panglima Perang Vidius.
Pangeran Villigo seketika berubah waspada.
“Jadi…”
“Tenang, Pangeran! Kami tidak akan menyerang kerajaanmu lagi,” cetusPanglima.“Putri kami sangat terkesan dengan kecerdikan dan keberanian Pangeran untuk melindungi rakyat kerajaan ini. Karena itu, Putrimencari tabib yang bisa menyembuhkan penyakit Pangeran. Putri Luvina telah berhasil menemukan tabib itu,” jelas Panglima lagi.
Pangeran Villigo sangat gembira. Tabib dari kerajaan Vidius itu pun didatangkan ke kerajaan Lishoto. Setelah ramuannya diperiksa tabib istana, Pangeran Villigo pun meminum ramuan itu. Ternyata, ramuannya memang mujarab. Penyakit kulit Pangeran Villigo pun sembuh.
***
Pangeran Villigo sangat gembira. Ia berkunjung ke kerajaan Vidius untuk berterima kasih pada Putri Luvina. Mereka pun menjadi bersahabat dan saling membantu dalam kesulitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar