Minggu, 25 Desember 2016

Lipi Tak Mengulangi Lagi

                                    
Ilustrasi : Diani Apsari

     Pili  dan Lipi adalah dua kurcaci  kembar. Walau wajah mereka hampir sama, tetapi sifat mereka berbeda. Pili kalem, ramah, penolong dan suka bernyanyi, sedangkan Lipi ceria, lincah dan suka tertawa, namun kadang cepat marah.
     Hari ini, Nyonya Pilo menyuruh kedua anak kembarnya itu pergi ke hutan jamur. Selain mencari jamur untuk persediaan seminggu, Pili dan Lipi akan mencari buah-buahan segar, juga bunga-bunga cantik utuk hiasan rumah. Terkadang, Pili membagikan bunga-bunga cantik itu pada Nyonya Molia, tetangga mereka.
       Hutan jamur itu letaknya di dekat air terjun dan sungai dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Pili dan Lipi juga harus melewati hutan buah. Perjalanan lumayan jauh. Makanya, Pili dan Lipi harus berangkat pagi-pagi sekali, agar mereka tidak kemalaman sampai di rumah.
     Lalala…Lilili… sepanjang jalan Pili bersenandung riang, Keranjang rotan di tangannya bergoyang-goyang. Sementara Lipi hanya asyik memperhatikan burung-burung yang sedang berkicau di dahan pohon. Sesekali, Lipi mengambil bunga liar, lalu menyelipkan di cupingnya. Lipi dan Pili tidak perlu khawatir, karena di hutan buah tidak ada hewan buas.
     Setelah satu jam berjalan, Pili dan Lipi memutuskan berhenti. Mereka beristirahat  sejenak di bawah pohon mangga yang rindang.
     “Wah, pohon mangga ini lagi berbuah!seru Pili.
     Lipi lalu mencari sebatang ranting untuk dijadikan galah mengambil mangga. Hup..hup.. Lipi menyodok-nyodok sebutir mangga. Pluk, akhirnya satu buah mangga itu jatuh. Lipi langsung memakannya.
    “Rasanya manis sekali, kata Lipi gembira.
     Pili ikut menyodok sebuah mangga. Tanpa kesulitan, Pili berhasil menjatuhkan satu buah mangga.
     “Iya, manis,” kata Pili lalu kembali mengunyah daging mangga.
     Lili menyodok mangga lagi. Kali ini ia tidak menjatuhkan sebutir, tapi ada tiga biji mangga yang berhasil ia jatuhkan. Dengan cepat, Lili menghabiskan satu biji mangga
     “Lipi, jangan terlalu banyak makan mangga. Perutmu bisa sakit,” Pili mengingatkan Lipi.
      “Ah, tak apa-apa. Mangga ini sangat manis, tukas Lipi.
     “Tapi jangan berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik,” kata
Pili.
     “Memangnya kenapa? Kalau kamu mau, makan saja mangga ini juga.”
     “Bila kamu tidak mau sakit, maka kamu harus menjaga kesehatanmu sendiri,” kata Pili lagi.
     Lipi tidak menghiraukan nasihat Pili. Ia terus saja memakan dua mangga yang tersisa. Bahkan Lipi menyodok beberapa buah mangga lagi.
     Ehm,  rasanya manis sekali. Kapan lagi bisa makan buah mangga semanis ini, gumam Lipi.
      “Lipi, kita harus bergegas sampai ke hutan jamur,” Pili mengingatkan saudara kembarnya, karena sinar matahari yang menerobos hutan terasa terik.
      “Iya, ayo kita berangkat. Perutku juga sudah kenyang. Tenagaku pasti kuat memetik jamur,’ kata Lipi bersemangat sambil mengikuti Pili.    
     Namun baru beberapa meter berjalan, mereka menemukan pohon rambutan. Pili langsung memetik 1 biji rambutan.
     “Wah, rambutan ini manis sekali,” kata Pili.
    
Lipi tidak mau kalah. Ia memetik satu. “Iya, manis. Ayo kita makan rambutan dulu, Pili!” ajak Lipi sambil memetik beberapa rambutan.
   
 Pili menggeleng.
     “Kenapa?” tanya
Lipi heran.
     “Aku takut sakit perut. Tadi aku sudah makan mangga.”
      “Ah, tak apa-apa. Biar perut kita yang mengaturnya,” canda Lipi
     Pili memilih diam dan memperhatikan saudara kembarnya asyik makan buah rambutan.
      “Aduh, perutku.” Tiba-tiba Lipi mengaduh
     Pili bingung melihat Lipi mengadu terus. Akhirnya Pili memutuskan mengajak pulang Lipi, dan tidak jadi ke hutan jamur.
     “Apa yang terjadi pada
Lipi?” tanya Nyonya Pilo khawatir.
     Pili menceritakan pada Ibunya.
     “Tadi Aku sudah mengingatkanmu, Lipi
! Bila kamu tidak mau sakit, maka kamu harus menjaga badanmu,” kata Pili.
      Akhirnya, sepanjang sisa hari itu, Pili hanya berbaring di tempat tidur. Berkali-kali Pili harus ke kamar mandi. Untunglah Nyonya Molia berbaik hati meminjamkan persediaan jamurnya. Nyonya Pilo pun bisa membuatkan sup jamur untuk Lipi
     “Pili, maafkan aku, ya! Gara-gara aku, kita tidak jadi memetik jamur,” ucap Lipi menyesal.
     “Sudahlah, tidak apa-apa! Yang penting, jangan kamu ulangi lagi. Kamu sendiri kan, yang rugi,” kata Pili
     Lipi mengangguk lalu memeluk Plili. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya itu lagi, karena hanya merugikan dirinya sendiri..

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar