Rabu, 07 Desember 2016

Cerita Pertama dimuat di Media

 Kurcaci Pos belajar menulis cerita anak sudah sangat lama. Pokoknya dari saat Kurcaci Pos masih imut, lucu, dan mengemaskan. Sampai sekarang juga masih hehehe.

Tapi cerita Kurcaci Pos yang pertama dimuat di media anak adalah SOJA. Cerita itu Kurcaci Pos tulis, saat mengikuti sayembara menulis dongeng Bobo tahun 2004. Prosesnya lucu, lho.

Pagi itu, Kurcaci Pos akan berangkat kerja. Kebetulan, di dekat rumah Kurcaci Pos ada lapak koran dan majalah. Iseng Kurcaci Pos mampir sebentar. Kebetulan Kurcaci Pos sudah kenal dengan pemilik lapak koran dan majalah itu.




          Eh, ada majalah Bobo. Iseng Kurcaci Pos buka. Ternyata ada sayembara menulis dongeng 2004. Kurcaci Pos pun langsung tertarik ikut. Tapi kok, waktunya sebentar lagi, ya? Wah, Kurcaci Pos harus bersiap, nih.

Sepanjang bekerja hari itu, Kurcaci Pos mulai memikirkan ide. Tapi tidak ketemu juga idenya. Waktu itu, Kurcaci Pos memang belum bisa menangkap ide dengan cepat. Jadi ide harus dicari-cari dulu.

Lalu pas istirahat, Kurcaci Pos ngobrol dengan teman. Dia cerita, merantau jauh dari deerah ke Jakarta, untuk membahagiakan ibunya. Dia ikut tes kerja sana sini, sampai akhirnya diterima bekerja. Eh, Kurcaci Pos jadi ada ide, “Anak yang ingin berbakti apda Ibu”. Kurcaci Pos pun langsung mengembangkan imajinasi.Karena ini untuk lomba dongeng, maka kurcaci sesuaikan ceritanya. Maka jadilah setting kerajaan.

Tahun 2004 itu, Kurcaci Pos belum punya komputer. Adanya mesin ketik bekas yang Kurcaci Pos beli di pasar senen, Jakarta pusat. Soalnya Kurcaci Pos kan, baru belajar merantau juga. Tinggalnya masih di rumah kontrakan hehehe.



Jadi Kurcaci Pos tulis dulu ceritanya di buku tulis. Selesai ditulis, dibaca lagi. Nanti kalau ada kata kurang pas dicoret. Kalau ada tambahan, ditulis di sampingnya. Setelah ceritanya jadi, baru Kurcaci Pos ketik di mesin tik. Ngetiknya hati-hati, lho. Kalau blank dan salah ketik, bisa diulang dan ganti kertas baru.

Dongeng tentang Soja akhirnya selesai. Tapi duh..duh.., batas pengirimannya tinggal sehari. Dulu Kurcaci Pos tidak bisa menulis satu cerita dengan cepat. Satu cerita bisa berhari-hari-hari. Beda dengan sekarang, satu cerita setengah jam selesai. Tapi itulah proses menulis, dan kita harus menikmati setiap proses menulis itu dengan senang hati.

Akhirnya, Kurcaci Pos memutuskan untuk mengantar naskahnya langsung ke redaksi Majalah Bobo. Waktu itu, redaksi Bobo masih di jalan Palmerah selatan. Sepulang kerja, Kurcaci Pos segera ke sana. Kurcaci Pos senang sekali, disambut ramah oleh Pak Isman Santoso yang waktu itu masih bekerja di Bobo.

Waktu pun terus berlalu. Waktu itu Kurcaci Pos lagi mudik ke makassar. Tiba-tiba kakak Kurcaci Pos menelpon, mengabarkan ada kiriman kumpulan dongeng Bobo, juga wesel 150 ribu. Katanya ada cerita Soja dimuat di kumpulan dongeng itu. Kurcaci Pos kaget dan senang. Langsung loncat-loncat kegirangan.



Kurcaci Pos akhirnya memburu kumpulan dongeng itu. Benar saja. Soja terpampang manis di sana. Ternyata, walau tidak menang, Soja masih layak muat. Senangnya lagi, segerbong dengan dongeng-dongeng para pemenang. Apalagi iustrasinya dibuat oleh Pak Iwan Darmawan, salah satu ilustrator favorit Kurcaci Pos di majalah Bobo.

Dari cerita SOJA inilah berawal. Ibaratnya, Soja yang membuka pintu bagi cerita-cerita Kurcaci Pos lainnya dimuat di media anak.
Teman-teman ingin membaca cerita SOJA ini? Yuk, segera mampir ke sini! Selamat membaca. Salam semangat menulis.


Kurcaci Pos


Bambang Irwanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar