Peri Veli dan Raksasa
oleh Muhammad Fauzi
Seharusnya, semua Peri di Istana Goldy berambut emas. Itu karena mereka terlahir dari keturunan terpilih. Akan tetapi, Peri Veli berambut hitam. Padahal Ibunya berambut emas. Akibatnya, Peri Veli menjadi pembicaraan dan diasingkan.
“Sungguh aneh,” gumam Peri Sean. “Seharusnya Peri Veli tidak tinggal di Istana Goldy,” lanjutnya sambil mengibaskan rambut emasnya.
“Ya, seharusnya begitu,” timpal Peri Abel. “Itulah sebabnya aku tidak mau berteman dengan Veli. Aku takut ikut terkutuk seperti dia.”
Hampir semua Peri berpendapat jika Peri Veli terkena kutukan. Karena rambutnya hitam dan panjang. Saking panjangnya, banyak Peri jengkel karena sayapnya tersangkut di rambut Peri Veli.
“Ini membosankan!” Peri Abel membuka ceritanya. “Hampir setiap aku mengayunkan tongkatku, selalu menyangkut di rambutnya.”
“Aku juga pernah mengalaminya,” Peri Sean mengiyakan.
Peri Clara yang baru datang ke Menara Istana, ikut berbicara. “Bagaimana kalau Veli kita pindahkan ke Istana Pelangi?” usulnya.
“Aku setuju!” ucap Peri Sean bersemangat.
Mereka menyusun rencana. Para Peri langsung menemui Ratu Peri. Tapi ternyata Ratu Peri tidak setuju jika Peri Veli dipindahkan ke Istana Pelangi.
Malamnya, Peri Veli menemui Ibunya. Dia mendengar kabar akan dipindahkan ke Istana Pelangi. Peri Veli sedih dan takut. Jika dia dipindahkan, itu artinya ia akan berpisah dengan Ibunya. Dan Peri Veli tidak mau itu terjadi.
“Puteriku, jangan bersedih. Yakinlah, dalam waktu dekat mereka semua akan sadar. Dan rambut hitammu akan berubah menjadi emas,” hibur Ibu Peri Veli.
“Benarkah, Bu?” mata Peri Veli berbinar-binar. “Lalu, apa yang Ibu rahasiakan dariku?”
Ibu Peri Veli memejamkan matanya. Lalu mengambil ramuan dan buku mantra di lemari. “Ambillah, Puteriku!”
Peri Veli menerimanya. Kemudian mendengarkan cerita Ibunya.
Tengah malam nanti, akan ada Raksasa pembuat kain emas. Raksasa itu akan mengambil seluruh rambut Peri yang berwarna emas. Dan jika rambut emas para Peri hilang, maka kekuatannya juga akan lenyap.
“Usapkan ramuan itu ke rambutmu sekarang. Dan, jika nanti Raksasa itu datang, bacalah mantranya,” perintah Ibu Peri Veli.
Peri Veli menurut. Ramuan itu diusapkan ke rambutnya. Dalam beberapa detik, rambut hitamnya bertambah panjang. Peri Veli kebingungan.
Tiba-tiba Istana Goldy menjadi ramai. Semua Peri terbang mencari perlindungan. Teriakan minta tolong bersahutan. Mereka ketakutan karena Raksasa telah datang. Raksasa ganas itu bersiap-siap memangkas rambut emas para Peri.
Peri Veli semakin bingung. “Apa yang harus kulakukan?”
“Semua Peri kemarilah! Kita bersembunyi di balik rambut Puteriku, Peri Veli,” teriak Ibu Peri Veli.
Tanpa berpikir lama, semua Peri bersembunyi. Rambut hitam Peri Veli mampu mengelabuhi mata Raksasa.
“Di mana kalian bersembunyi? Keluarlah! Atau aku akan menghancurkan Istana Goldy!” ancam Raksasa.
Semua Peri ketakutan.
Ibu Peri Veli yang berada di belakang Peri Veli berbisik. “Puteriku, cepat baca mantranya!”
“Lantrae mantraoge doom tralala pralayoma,” teriak Peri Veli.
Oh, tidak! Raksasa itu tidak musnah. Malah ia semakin ganas. Tangan besarnya bersiap mencengkeram Peri Veli.
Peri Veli sangat ketakutan. Apa yang salah dengan mantranya? batin Peri Veli.
“Ibu, mantranya tidak manjur. Aku harus bagaimana, Bu?” Peri Veli panik.
“Baca lagi mantranya tiga kali,” jawab Ibu Peri Veli.
“Lantrae mantraoge doom tralala pralayoma. Lantrae mantraoge doom tralala pralayoma. Lantrae mantraoge doom tralala pralayoma,” teriak Peri Veli dengan mata terpejam.
Semua Peri ikut memejamkan mata. Mereka pasrah dengan apa yang akan terjadi. Termasuk siap kehilangan rambut dan kekuatannya. Dug, dug, dug, jantung mereka berdegup kencang. Tiba-tiba..
“Akh… panas!” teriak Raksasa sambil memegang kepalanya.
Dalam sekejap, tubuh Raksasa menjadi hitam. Kemudian mengecil, mengecil… dan melebur.
Semua Peri membuka matanya. Mereka terperangah. Sekarang mereka lega, karena Raksasa jahat itu tidak akan datang lagi. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Peri Veli.
“Veli, maafkan kami, karena telah menuduh kamu yang bukan-bukan,” kata Peri Sean penuh sesal.
“Maafkan kami semua Veli,” Peri Abel mengulurkan tangannya. Peri Veli menyambut uluran tangan Peri Abel. Mereka berpelukan.
Seluruh Peri bergembira. Mereka terbang sambil bernyanyi dan menari. Peri Veli telah menyelamatkan mereka. Tiba-tiba rambut hitam Peri Veli berubah warna menjadi emas. Semua Peri takjub melihatnya. Peri Veli semakin cantik dan memesona.
“Ini hadiah untuk kesabaran dan keberanianmu, Puteriku,” Ibu Peri Veli mengelus rambut Puterinya.
Peri Veli mengangguk. “Iya, Ibu. Semua akan indah pada waktunya,” jawab Peri Veli sambil tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar