Sabtu, 19 Agustus 2017

Mengenal Rumah Baca ABIH

Salam, Sahabat Kurcaci Pos
Kali ini, Kurcaci Pos akan bercerita tentang rumah baca Aku Bisa Hebat atau ABIH, rumah baca yang didirikan oleh Kak Siti Rumlayati. Nama itu diberikan Kak Nurhayati Pujiastuti (Penulis cerita anak juga). Dengan harapan anak-anak yang datang ke rumah baca berkeyakinan, bahwa mereka akan menjadi anak-anak yang hebat dengan membaca buku yang ada di sana. Kak Siti Rumlayati bercerita, Rumah Baca ABIH  resmi berdiri tanggal 29 Agustus 2015. Alamatnya, di Jalan Raya Ngembul, Rt 10/ Rw 03 Kecamatan Kalipare, Malang. Tapi sebelum itu, sudah aktivitas pinjam buku atas nama pribadi.


Awal berdiri Rumah Baca Aku bisa Hebat ini,  karena Kak Siti Rumlayati merasa prihatin sekali dengan keadaan di desanya yang susah sekali mencari buku bacaan. Tida ada perpustakaan. Kalau mau beli koran saja harus ke kota terdekat. Tukang koran kadanga da, kadang tidak ada, karena jarang ada pelanggan.
Begitu juga kalau mau membeli buku, harus ke Malang kota. Kalau pinjam buku gratis juga harus ke perpustakaaan kabupaten atau perpustakaan  kota. Padahal jaraknya sangat jauh dari tempat Kak Siti. Kalau naik kendaraan umum bisa sampai 3 jam. Wah.. kalau PP, bisa membutuhkan waktu 6 jam.



Lalu Kak Siti mulai mengumpulkan buku dengan dana pribadi. Kebetulan juga banyak sekali teman-teman yang mendukung. Terutama saat itu dari Kak Nurhayati Pujiastuti. Awalnya buku koleksi Rumah Baca ABIH masih sekitar 50 eksemplar. Tapi kemudian terus bertambah meski dibilang masih terbatas.

 Sebenarnya, Kak Siti sempat ragu mendirikan rumah baca ini. Soalnya bukunya masih terbatas dengan terbatasnya. Tapi Kak Nurhayati terus mendukung Kak Siti. Kata Kak Nur,  tambahan buku bisa dicari sambil jalan.
Ternyata benar. Setelah rumah baca resmi berdiri, banyak teman-teman khususnya dari kalangan penulis cerita anak mendukung. Mereka mau mendonasikan buku sebagian koleksi bukunya untuk rumah baca,” ujar Sirly antusias.

Tapi sayangnya, walau rumah baca ABIH sudah mempunya banyak koleksi buku, tapi pengunjungnya tetap sepi. Kak Siti harus ‘menjemput bola’, dengan cara mendatangi beberapa rumah dan mengenalkan tentang Rumah Baca Aku Bisa Hebat.  Selain di sekitar tempat tinggal, Kak Siti juga mendatangi dusun-dusun lain. Padahal jaraknya cukup jauh. Sekitar 2-3 km. Tidak lupa juga, Kak Siti menjelaskan kegiatan apa saja yang akan diadakan di rumah baca ABIH.Anggota pertama dari kalangan tetangga. Jumlahnya pun cuma sekitar 10 anak. Lalu bertambah lagi dari tempat yang lebih jauh termasuk lain dusun.


Kak Siti sempat mengerutkan kening, ketika bertemu dengan ibu-ibu dan nenek-nenek. Mereka menanyakan tentang biaya untuk menjadi anggota rumah baca ABIH. Rupanya masih banyak sekali masyarakat di desa Kak Siti yang belum paham, bahwa rumah baca Aku Bisa Hebat adalah organisasi nirlaba. Jadi murni berbagi alias gratis.

Teman guru dari desa tetangga yang kebetulan kadang ke rumah juga tertarik meminjam buku. Tapi sekali lagi, Kak Siti harus mengerutkan kening, ketika ditanya berapa sewa pinjam bukunya. Mungkin karena rumah baca Kak Siti adalah rumah baca pertama di Kalipare. Tapi setelah Kak Siti jelaskan, akhirnya Kak Siti tidak lagi mendapat pertanyaan serupa. Alhamdulillah.
 Rumah baca Sirly belum mempunyai bangunan sendiri, dan masih menyatu dengan rumah Kak Siti. Ruang tamu Kak Siti pindah ke ruang tengah. Sedangkan ruang tamu Kak Siti gunakan untuk rumah baca.

Sampai sekarang, jumlah buku yang ada sekarang sekitar 600 eksemplar. Anggota dari masyarakat sekitar dan dari desa lain. Juga anak-anak dari pesantren yang ada dekat rumah Kak Siti. Keseluruhan dari anak-anak sampai emak-emak dan bapak-bapak juga kakak-kakak dari pesantren ada sekitar 127 orang.
Aktivitas pinjam buku setiap hari. Tapi untuk kegiatan yang didampingi relawan hanya seminggu sekali karena kegiatan anak-anak sudah padat di TPQ pesantren dekat rumah Kak Siti. Untuk pinjam buku kalau untuk remaja boleh pinjam sampai 5. Tapi kalau untuk anak-anak hanya 2 buku. Waktu tidak kami batasi. Anak-anak atau siapa pun peminjam harus menulis buku yang dipinjamnya sendiri di buku peminjaman.Waktu megembalikan mereka juga harus menulis sendiri tanggal pengembaliannya.Semua pakai sistem kejujuran.



Rumah baca ABIH juga mempunyai beberapa relawan yang berasal dari kalangan keluarga Kak Siti sendiri. Kak Siti dibantu oleh suami, keponakan, dan saudara lainnya.Mereka rela menyempatkan waktunya untuk menemani anak-anak-anak. Keren, ya.

Kegiatan wajib anak-anak adalah membaca bersama.Tapi sebelumnya akan dibuka dengan mendengarkan cerita yang dibacakan oleh relawan, agar mereka semakin penasaran dengan buku-buku koleksi kami. Buku yang biasa dibacakan adalah buku baru atau buku koleksi yang kadang tak tersentuh oleh anak-anak. Mungkin karena mereka tidak tahu kalau isi buku itu menarik.

Untuk memotivasi mereka membaca Kak Siti dan relawan lainnya menyuruh mereka membuat pohon baca. Judul buku yang telah mereka baca harus ditulis di pohon baca tersebut. yang paling banyak membacanya akan mendapat hadiah.
Jika ada buku baru yang terdapat hadiah di dalamnya, biasanya kan anak-anak sangat tertarik. Nah itu juga Kak Siti jadikan alat untuk memotivasi mereka agar mau membaca dan menulis. Siapa yang bisa menceritakan kembali buku yang diceritakannya maka akan dapat hadiah dalam buku itu.


Selain kegiatan itu ada juga kegiatan bulanan. Biasanya Kak Siti akan mengajak anak-anak refresing keluar. Jalan-jalan ke tanah lapang. Tapi tetap kegiatan wajib pertama adalah membaca. Jadi acara membaca buku dulu, baru setelah itu acara hore. Anak-anak boleh bermain bebas. Selain bermain bebas kadang dijadwalkan untuk mengenalkan permainan tradisional. Kak Siti  juga sudah berencana menambah kegiatan. Misalnya kegiatan sanggar.
Kebetuan baru akan dimulai minggu depan. Sirly bekerja sama dengan Sanggar Dusun milik Pak Darman D Hoeri.



Harapan Kak Siti dengan hadirnya rumah baca ABIH ini, semoga anak-anak di desanya tidak kesulitan lagi mencari sumber bacaan gratis, dan mereka bisa maju seperti anak-anak lain yang tinggal di kota. Mereka bisa jadi anak yang hebat dalam ilmu dan akhlaq. Aamiin. Kurcaci Pos pun doakan, semga rumah baca ABIH terus berkembang.
Nah, buat Sahabat Kurcacies yang ingin mendonasikan bukunya ke rumah baca ABIH ni, bisa lho. Sahabat Kurcaci Pos bisa langsung kontak (klik nama) Kak Siti Rumlayati atau Rumah Baca ABIH , ya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar