Pagi itu udara sangat dingin, sebab semalaman langit terus menerus mencurahkan air hujan. Daun-daun dan permukaan tanah di tepi hutan masih basah. Sementara aliran air sungai lebih besar dari biasanya. Sehingga banyak daun dan ranting yang kering terhanyut ikut aliran air sungai.
Di salah satu dahan pohon, nampak burung pipit berada di dalam sarangnya masih mengatupkan sayap untuk melindungi tubuh dari kedinginan. Dan tidak jauh dari sarang pipit ada seekor laba-laba berlindung di balik dedaunan sambil memperbaiki sarangnya.
"Tolooongg....tolooongg....tolooonggg....!"
"Tolonggg...toloooonngg...tolonnggg...anakku terhanyut aliran sungai!", demikian teriak Si semut hitam dari kejauhan memecahkan kesunyian pagi itu. Si semut hitam terus berlari di sepanjang tepi sungai. Dia menangis, resah dan cemas melihat anaknya hanyut terbawa aliran sungai. Oleh karena itu ia berteriak sekencang-kencangnya minta tolong teman-temannya untuk segera menolong anaknya tersebut.
Burung pipit dan laba-laba terkejut dan merasa iba mendengar teriakan si semut. Dan secepat kilat mereka mendatangi si semut hitam.
"Memangnya anakmu sekarang ada dimana, semut?" tanya burung pipit.
"Iya...anakmu kira-kira sudah sampai dimana, Semut?" tanya laba-laba pula.
Si semut sulit untuk menjawab pertanyaan sahabat-sahabatnya. Ia terus menangis sambil tangannya menunjuk ke satu arah dimana anaknya berada. Anak semut nampak timbul tengggelam terbawa oleh aliran sungai.
"Baiklah, teman!" kata burung pipit "Kamu tidak usah resah dan cemas...biar aku dan laba-laba akan berusaha menolong anakmu."
Kemudian burung pipit mengajak laba-laba untuk segera menolong anak semut. Mula-mula burung pipit memotong salah satu daun, lalu laba-laba mengikat daun tersebut dengan benang jaring yang dimilikinya. Setelah daun terikat kuat, lalu burung pipit membawa daun tersebut dengan paruhnya, sementara laba-laba telah siap bergelayutan di kaki pipi.
"Kamu sudah siap, laba-laba?" tanya burung pipit
"Siap....boss...ayo segera melaksanakan tugas mulia ini..." jawab laba-laba.
Maka seketika burung pipit terbang ke angkasa, sementara laba-laba bergelayutan di kaki kanannya. Burung pipit segera menuju sasaran dan berusaha mendekati anak semut yang terhanyut aliran sungai.
"Hoiiii anak semut...kamu jangan resah dan cemas ya...kami segera menolongmu!" teriak laba-laba. "Sebentar lagi kami akan menjatuhkan selembar daun...kamu harus segera meraih dan naik ke atasnya yaaa....".
Dan segera burung pipit menjatuhkan daun yang dibawanya di samping anak semut. Sementara laba-laba mengendalikan laju daun agar bisa diraih anak semut.
"Huppssss.....hupppsss....'" teriak anak semut sambil berusaha meraih selembar daun dan mencoba naik di atas permukaannya. Mulut anak semut menggigit tepian daun, sementara kedua kakinya dia dorong kuat-kuat untuk bisa berada di atas permukaan daun. "Eitsss....berhasil!" teriak anak semut.
"Alhamdulillah....horeeee....horeeeee....horeeee....akhirnya kita berhasil menyelamatkan anak semut," teriak laba-laba dan burung pipit hampir bersamaan. Kini laba-laba tetap menarik selembar daun yang dinaiki anak semut untuk dibawa burung pipit ke tepian sungai.
Di kejauhan, Bu semut nampak bahagia sebab anaknya selamat dari aliran air sungai. Anak semut segera berlari mendekati ibunya dan tidak henti-hentinya larut dalam pelukan ibunya
"Alhamdulillah....terima kasih teman-temanku!" katanya "Aku tidak bisa membayangkan seandainya tadi tidak ada pertolongan kalian. Dan entah harus bagaimana aku membalas kebaikan budi kalian. Jasa kalian tidak akan aku lupakan dan suatu saat aku akan membalasnya."
Burung pipit dan laba-laba ikut tersenyum dan merasa bahagia melihat kebahagiaan yang dialami Bu semut hitam karena bisa berkumpul lagi dengan anaknya.
"Ahhhh....Bu semut hitam ada-ada saja. Bukankah kita hidup ini harus saling tolong menolong. Dan sudah menjadi kewajiban kami untuk menolong sesama. Kita hidup tidak boleh terlalu mementingkan diri sendiri. Tidak boleh egois. Tidak boleh masa bodoh dengan teman yang memerlukan bantuan kita. Siapa tahu suatu saat kita juga memerlukan bantuan juga"
Bu semut hitam nampak bahagia, anak semut hitam terus bergelayutan di pelukan ibunya, sementara burung pipit dan laba-labapun ikut tertawa melihat tingkah polah anak semut hitam yang menggemaskan di pelukan ibunya.
selesai,-
Moral Cerita : Hidup di dunia itu jangan egois. Dan bersikaplah seperti burung pipit dan laba-laba
Di salah satu dahan pohon, nampak burung pipit berada di dalam sarangnya masih mengatupkan sayap untuk melindungi tubuh dari kedinginan. Dan tidak jauh dari sarang pipit ada seekor laba-laba berlindung di balik dedaunan sambil memperbaiki sarangnya.
"Tolooongg....tolooongg....tolooonggg....!"
"Tolonggg...toloooonngg...tolonnggg...anakku terhanyut aliran sungai!", demikian teriak Si semut hitam dari kejauhan memecahkan kesunyian pagi itu. Si semut hitam terus berlari di sepanjang tepi sungai. Dia menangis, resah dan cemas melihat anaknya hanyut terbawa aliran sungai. Oleh karena itu ia berteriak sekencang-kencangnya minta tolong teman-temannya untuk segera menolong anaknya tersebut.
FOTO : wikipedia |
"Memangnya anakmu sekarang ada dimana, semut?" tanya burung pipit.
"Iya...anakmu kira-kira sudah sampai dimana, Semut?" tanya laba-laba pula.
Si semut sulit untuk menjawab pertanyaan sahabat-sahabatnya. Ia terus menangis sambil tangannya menunjuk ke satu arah dimana anaknya berada. Anak semut nampak timbul tengggelam terbawa oleh aliran sungai.
"Baiklah, teman!" kata burung pipit "Kamu tidak usah resah dan cemas...biar aku dan laba-laba akan berusaha menolong anakmu."
Kemudian burung pipit mengajak laba-laba untuk segera menolong anak semut. Mula-mula burung pipit memotong salah satu daun, lalu laba-laba mengikat daun tersebut dengan benang jaring yang dimilikinya. Setelah daun terikat kuat, lalu burung pipit membawa daun tersebut dengan paruhnya, sementara laba-laba telah siap bergelayutan di kaki pipi.
"Kamu sudah siap, laba-laba?" tanya burung pipit
"Siap....boss...ayo segera melaksanakan tugas mulia ini..." jawab laba-laba.
Maka seketika burung pipit terbang ke angkasa, sementara laba-laba bergelayutan di kaki kanannya. Burung pipit segera menuju sasaran dan berusaha mendekati anak semut yang terhanyut aliran sungai.
"Hoiiii anak semut...kamu jangan resah dan cemas ya...kami segera menolongmu!" teriak laba-laba. "Sebentar lagi kami akan menjatuhkan selembar daun...kamu harus segera meraih dan naik ke atasnya yaaa....".
Dan segera burung pipit menjatuhkan daun yang dibawanya di samping anak semut. Sementara laba-laba mengendalikan laju daun agar bisa diraih anak semut.
"Huppssss.....hupppsss....'" teriak anak semut sambil berusaha meraih selembar daun dan mencoba naik di atas permukaannya. Mulut anak semut menggigit tepian daun, sementara kedua kakinya dia dorong kuat-kuat untuk bisa berada di atas permukaan daun. "Eitsss....berhasil!" teriak anak semut.
"Alhamdulillah....horeeee....horeeeee....horeeee....akhirnya kita berhasil menyelamatkan anak semut," teriak laba-laba dan burung pipit hampir bersamaan. Kini laba-laba tetap menarik selembar daun yang dinaiki anak semut untuk dibawa burung pipit ke tepian sungai.
Di kejauhan, Bu semut nampak bahagia sebab anaknya selamat dari aliran air sungai. Anak semut segera berlari mendekati ibunya dan tidak henti-hentinya larut dalam pelukan ibunya
"Alhamdulillah....terima kasih teman-temanku!" katanya "Aku tidak bisa membayangkan seandainya tadi tidak ada pertolongan kalian. Dan entah harus bagaimana aku membalas kebaikan budi kalian. Jasa kalian tidak akan aku lupakan dan suatu saat aku akan membalasnya."
Burung pipit dan laba-laba ikut tersenyum dan merasa bahagia melihat kebahagiaan yang dialami Bu semut hitam karena bisa berkumpul lagi dengan anaknya.
"Ahhhh....Bu semut hitam ada-ada saja. Bukankah kita hidup ini harus saling tolong menolong. Dan sudah menjadi kewajiban kami untuk menolong sesama. Kita hidup tidak boleh terlalu mementingkan diri sendiri. Tidak boleh egois. Tidak boleh masa bodoh dengan teman yang memerlukan bantuan kita. Siapa tahu suatu saat kita juga memerlukan bantuan juga"
Bu semut hitam nampak bahagia, anak semut hitam terus bergelayutan di pelukan ibunya, sementara burung pipit dan laba-labapun ikut tertawa melihat tingkah polah anak semut hitam yang menggemaskan di pelukan ibunya.
selesai,-
Moral Cerita : Hidup di dunia itu jangan egois. Dan bersikaplah seperti burung pipit dan laba-laba
yang senantiasa ringan tangan bekerjasama dalam team
demi satu tujuan membantu teman-temannya yang memerlukan bantuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar